Penembakan Di Media Prancis, Pimpinan Redaksi Tewas
Posted by Portal Berita on Kamis, 08 Januari 2015. Label:
NEWS
Stephane Charbonnier (Charb), pemimpin redaksi majalah satir Prancis Charle Hebdo merupakan salah satu korban tewas dalam aksi penembakan di kantor media yang terletak di Paris, Prancis, Rabu 7 Januari 2015.
Selain itu, 3 kartunis ternama Jean Cabut (Cabu), Bernard Verlhac (Tignous) dan Georges Wolinski (Wolinski), juga tewas dalam insiden tersebut. Mereka bertiga selama ini terkenal karena berulang kali menerbitkan karikatur Nabi Muhammad. (Baca juga: Vatikan Mengecam Serangan Terhadap Surat Kabar Perancis)
Sebelum terjadi tembakan, Charlie Hebdo sempat mencuit tentang kartun pemimpin kelompok militan Negara Islam (SIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Sebelumnya pada November 2011, kantor majalah satir ini pernah dilempari bom sehari setelah menyajikan karikatur Nabi Muhammad.
"Kami mendengar (suara) mereka menembak di dalam. Kami semua dievakuasi langsung ke atap setelah mendengar suara tembakan dan orang-orang langsung berlarian," ujar salah seorang saksi mata kepada sejumlah saluran media lokal.
Saat ini, Aparat Prancis memburu tersangka pelaku serangan kantor majalah satir Prancis Charlie Hebdo yang menewaskan 12 orang dan melukai 10 lainnya. saksi mata menyebut pelaku penembakan tersebut mengenakan pakaian serba hitam dan bertudung. Disebutkan ada dua pria bertudung memasuki gedung dengan menenteng senjata otomatis Kalashnikov.
"Sebuah serangan atas kantor berita dengan senapan mesin adalah setipe dengan kekerasan yang kita saksikan di Irak, Somalia atau Pakistan," kata Sekretaris Jenderal Reporter Tanpa Batas, Christophe Deloire, di lokasi kejadian. "Pernahkah kita membayangkan horor semacam ini di Prancis? Sebuah mimpi buruk yang kenyataan. Serangan teroris ini menandai sebuah hari gelap dalam sejarah Prancis." lanjutnya.
Sementara Federasi Jurnalis Eropa (EFJ) menyatakan, melalui lamannya, pembantaian ini merupakan tindakan barbar atas jurnalis dan kebebasan pers. Presiden EFJ Mogens Blicher Bjerregaard menyatakan, "Serangan ini bukan hanya serangan atas jurnalis tapi juga serangan atas kebebasan media. Jurnalis hari ini menghadapi bahaya dan ancaman lebih besar". (dtk/viva/rsn-onvsoff)
Related News
Post Comment
Tidak ada komentar: