Erdogan: Charlie Hebdo Penghasut Kebencian, Pengundang Teror
Majalah satir Charlie Hebdo tidak hanya mendapatkan pembelaan dari berbagai pihak, setelah penyerangan yang terjadi di kantor media tersebut di Paris, Prancis, sejumlah pihak malah mengecam Charlie Hebdo. Seperti Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menganggap Charlie Hebdo bukan sebagai simbol kebebasan, tapi pengundang teror.
Majalah satir di Prancis ini memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia, setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad sebagai sampul edisi terbarunya, usai teror berdarah yang menewaskan 12 orang.
Kartun yang diterbitkan majalah Charlie Hebdo, kata Erdogan, justru mendatangkan teror karena “simbol” keyakinan umat Muslim. Erdogan menegaskan, tidak ada kebebasan yang tanpa batas.
”Ini tidak bisa disebut kebebasan. Ini setara dengan tindakan mendatangkan teror, dengan mengintervensi ruang kebebasan orang lain. Kita harus menyadari hal ini. Tidak ada kebebasan tanpa batas,” katanya, semalam di Ankara, seperti dikutip Al Jazeera.
”Majalah ini terkenal untuk publikasi provokatif tentang Islam, tentang orang-orang Kristen, dan semua orang,” lanjut Erdogan.
Erdogan mengatakan umat Islam sangat menghormati Nabi Muhammad, seperti halnya umat Kristen dan Yahudi yang juga menghormati nabi-nabi mereka.
”Mereka (Charlie Hebdo) mungkin ateis. Jika mereka (beragama), mereka akan menghormati apa yang menjadi hal sakral bagi saya,” ujar Erdogan.
”Jika tidak, itu berarti itu sebuah provokasi yang harus dihukum. Apa yang mereka lakukan adalah menghasut kebencian, dan rasisme,” imbuh Erdogan. (sindo/rsn-onvsoff)
Post Comment
Tidak ada komentar: