Tak Hanya Rabies Dan Ebola, Kelelawar Juga Tularkan Influenza
Kelelawar dikenal sebagai hewan pembawa virus yang bisa menular ke manusia. Rabies dan ebola adalah contoh penyakit yang menyebar lewat kelelawar. Namun, sebuah studi baru-baru ini menyatakan bahwa kelelawar juga bisa menyebarkan virus influenza pada manusia.
Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal PLOS Pathogens, September 2014, menjawab pertanyaan itu berdasarkan hasil analisis untaian gen kelelawar yang mengandung gen virus influenza. Penelitian yang dipimpin David Wentworth, pakar virologi dari J. Craig Venter Institute di Rockville, Amerika Serikat, membahas apakah segmen gen yang tercampur itu akibat penularan virus flu pada kelelawar atau variasi gen dari proses evolusi.
Tim menggunakan informasi urutan genom virus pada kelelawar yang dikenal dengan Bat09. Mereka kemudian menyisipkan genom tersebut ke dalam sel kultur jaringan manusia.
"Tujuannya untuk melihat apakah urutan virus yang ada dapat membajak sel dalam manusia untuk memproduksi virus flu kelelawar," kata Wentworth seperti dikutip dari Sciencedaily.com, Jumat, 3 Oktober 2014.
Para peneliti pun menemukan hasil yang mencengangkan. Ternyata ribuan pola partikel virus influenza seperti bertunas dalam sel manusia. Ditemukan dua protein influenza, hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA), yang terletak pada permukaan virus. Dua protein ini dikenal berfungsi sebagai pintu masuk virus ke dalam sel inang.
Karena dua protein influenza HA dan NA pada kelelawar cukup berbeda dengan protein virus lainnya, para peneliti mencoba dua gen tersebut kepada virus flu manusia yang dikenal dengan PR8. Ternyata, virus ini dapat menginfeksi dan berkembang biak.
Proses kombinasi acak atau reassorment, dari bagian genom yang berasal dari dua atau lebih virus berbeda dan terkonsentrasi di sel inang, bertanggung jawab atas sebagian besar pandemi flu. "Ditambah manusia tidak memiliki kekebalan terhadap beberapa virus terbaru," kata Wentworth.
Berdasarkan beberapa tes berbeda atas kemampuan Bat09 untuk mengalami reassorment dengan virus flu spesies lain, tampak bahwa virus influenza kelelawar masih sangat terbatas menciptakan protein. Hal tersebut menyebabkan proses reassorment kemungkinan besar bisa terjadi.
Secara kolektif, para peneliti menyimpulkan, virus influenza kelelawar merupakan virus otentik. Temuan ini, peneliti mengklaim, memberikan wawasan baru ke dalam evolusi virus influenza. "Hasil juga menunjukkan ada ancaman pandemi ke manusia," kata para peneliti. (tmp/rsn-onvsoff)
Post Comment
Tidak ada komentar: