Kivlan: Prestasi Prabowo Bukan Karena Menantu Presiden
Mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen (Purn) Kivlan Zen, mengatakan Agum Gumelar telah menista Prabowo dengan menyebarkan kabar yang tidak benar. Kivlan menilai, mantan Danjen Kopasus itu terlalu membesar-besarkan kabar bahwa Prabowo sebagai tentara mendapatkan kenaikan pangkat tiga kali dalam satu setengah tahun.
"Abangku (Agum Gumelar) katakan, dalam waktu satu setengah tahun, Prabowo naik pangkat tiga kali. Itu adalah membesar-besarkan," kata Kivlan saat jumpa pers di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Menurut Kivlan, Prabowo memang memiliki prestasi luar biasa di antara para tentara reguler lainnya. Salah satunya adalah ketika dia menembak mati Nicolau Lobato, komandan gerilyawan Falintil, salah satu sayap organisasi Fretilin di Timor Timur pada 1978.
"Orang biasanya tujuh tahun naik pangkat jadi kapten, tetapi dia cuma butuh waktu empat tahun," katanya.
Pada tahun 1990, Kivlan, yang masuk ke urusan pangkat dan jabatan di Kostrad, menuturkan, Prabowo juga naik pangkat dari mayor ke letkol atas ajuan Jenderal (Purn) Wiranto yang saat itu menjabat sebagai asisten operasi daerah.
"Jadi, dua kali naik pangkat saja bedanya sudah 16 tahun, jadi Anda jangan insinuasi (tuduhan tersembunyi)," ucapnya.
Dengan demikian, Kivlan menegaskan bahwa kenaikan pangkat tiga kali dalam satu setengah tahun adalah sesuatu yang tidak benar. Dia pun menyanggah bahwa Prabowo diberhentikan secara hormat karena posisinya sebagai menantu dari Presiden RI sekaligus panglima tertinggi di ABRI, Soeharto.
"Pak Harto udah turun tanggal 21 Mei 1998 sebagai presiden, sedangkan Prabowo diberhentikan pada waktu itu sudah bulan Agustus (1998). Jadi, dia (Prabowo) ini rising star, punya prestasi baik, pengalaman luar biasa baik dan cemerlang, bukan karena mantu presiden," bantahnya. (kmps/rsn-onvsoff)
Post Comment
Tidak ada komentar: