![]() |
Perempuan yang ditahan seringkali diinterogasi mengenai keterlibatan anggota keluarga. |
Tudingan itu tertuang dalam laporan yang disusun berdasarkan kesaksian para tahanan perempuan, sanak saudara, pengacara, petugas medis penjara, dokumen pengadilan dan keterangan sejumlah pejabat.
Menurut HRW, perempuan di penjara-penjara, sebagian besar warga Sunni, mengaku telah dipukuli, ditendang, ditempeleng, disetrum dan diperkosa.
Beberapa lainnya mengaku diancam akan diperkosa dan ancaman ini dikeluarkan di hadapan anggota keluarga laki-laki.
"Pasukan keamanan Irak dan para pejabat bertindak seolah-olah memperlakukan perempuan secara brutal akan membuat negara lebih aman," kata wakil direktur HRW untuk Timur Tengah, Joe Stork pada Kamis (06/02), seperti dikutip kantor berita AFP.
Salah satu dari 27 perempuan yang diwawancara HRW harus menggunakan tongkat untuk berjalan karena mengalami penyiksaan selama sembilan hari, termasuk pemukulan, setrum listrik.
Para perempuan yang ditahan, kata organisasi yang bermarkas di New York, seringkali ditangkap untuk mengorek informasi mengenai dugaan keterlibatan anggota keluarga laki-laki dalam gerakan militan.
Pemerintah Irak menepis laporan HRW dan mengatakan laporan terlalu dilebih-lebihkan tetapi pihak berwenang berusaha memperbaiki kondisi penjara.(bbc)
Post Comment
Tidak ada komentar: