Setengah Tiang Di Ribuan Kilo LangkahKu

puisi, puisi perjuangan, Setengah Tiang Di Ribuan Kilo Langkahku
Setengah Tiang Di Ribuan Kilo LangkahKu
( yohanes m wain )

Kiranya langit tak tertata, dan bumi di hujat. Akar - akar serabut kapuk kering dan mati.
Kiranya dunia berduka, Nusantara tak harmonis. Ribuan langkah telah terlalui nampak keringat mengering jadi daki. Coba lihat di balik dinding emas itu, asap mengepul suara tawa terdengar riuh, terlihat di kursi pemimpin, pria berperut buncit menyeka keringat, di simpannya tanda bukti lelah di sapu tangan sutra putihnya. INI HASIL KERJA KITA, sambil menunjukan sapu tangannya dan tersenyum bangga.

Kejam, alam tak lagi perkenankan BENAR menjadi saksi, tapi KUAT menjadi pemenang. Yang jelata di jadikan tumbal saja. " Mereka kita hibur dengan dongeng KEBAYAN berilah mereka mimpi indah " celetuk sang ketua dari balik dinding emas.

Ribuan kilo kembali terlewati, ada tangis dan air mata menumpuk di dedak tahun kemarin," Tuhan kenapa tega berikan cobaan ini? ", " apa salah jika aku mengaduh? jika adil adalah diri Mu berilah sedikit yang Kau punya. Rintihan dan tangisan mengema sampai ke ujung landang tandus, terhalang tembok putih tinggi. Dari balik tembok berdiri pongah sang tuan tanah menyemburkan asap cerutu dari bibir hitam kelam. " Ahh kasian rakyat ku " sembari melemparkan sebungkus nasi basi bekas hajatan kemarin.

Kejam, dunia adalah neraka jelata, nenek moyang dari tahun ke tahun tetap tunduk dan tertindas bahkan sebagian menjilat jilat seperti anjing kepada tuannya. Kedudukan mengubah harga diri, uang membayar semuanya.

Kembali menelusuri jalan dengan penat, Ribuan kilo kaki melangkah hingga jatuh bermandikan debu.

Ku lihat disekitar ku tulang belulang berserakan, jagal sana, jagal sini. Mulut beringas namun mengucap doa, darah mengalir dari pedang. " tempat apa ini " tanya ku dalam bisu.

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply