Agama Murni: Adakah?

Agama Murni: Adakah?

Portal.ONVSOFF.com - Bila orang-orang lebih menghargai susu murni, maka banyak juga yang menghargai agama murni.  Bahkan, tidak jarang yang mempertahankan kemurnian agama mereka dengan tetesan darah dan air mata. Di Indonesia, anak-anak diberi pelajaran agama, biasanya terpisah dari agama yang lain. 

Banyak orang tua bahkan melarang anak-anak mereka berkunjung ke tempat ibadah yang dianggap bukanlah rumah suci mereka.  Seolah keyakinan anak merekabisa “tercemar” kalau menyenggol atau mengicipi kepercayaan atau agama yang berbeda. Namun, sikap seperti ini seolah memang sudah diterapkan dan ditanamkan oleh beberapa petinggi Negara ini.  Karena nikah beda agama secara hukum tidak bisa dengan mudah disahkan oleh Negara. Tapi, apa benar ada yang namanya agama murni?

Para Pemikir Islamdan Pengaruh Agama Lain
         
Bila kita telusuri sekelumit saja sejarah pemikir Islam dan Kristen, percampuran agama telah terjadi berabad yanglalu.  Seorang pemikir Islam, Al Farabi, misalnya, yang lahir pada 872 di Farab sangat dipengaruhi oleh berbagai filsafat Kristen dan Yunani.  Al Farabi juga sempat berguru kepada cendekiawan Kristen di Nastura.

Kagum akan pemikiran Plato dan Aristoteles, Al Farabi menterjemahkan serta mengembangkan filsafat logika Aristoteles, sehingga dia dijuluki para cendekiawan Islam pada abad pertengahan sebagai Guru Kedua setelah Aristoteles (yang disebut sebagai Guru Pertama). Karena al Farabi, filsafat Aristoteles menyebar luas dan ulasan al-Farabi mempengaruhi banyak pemikir Kristen dan Yahudi.  Beberapa pemikir Islam sesudahnya, seperti Ibn Sina dan Ibn Rushd juga turut mengembangkan pemikiran Yunani.
Ibn Sina lahir pada 980 dan wafat pada 1037 di Persia (Iran sekarang). Dia mempelajari kedokteran pada usia 16 tahun, dan tidak hanya belajar tentang teori kedokteran, tapi juga dengan giat merawat mereka yang sakit dan karena itulah, dia menemukan beberapa metode penyembuhan baru.

Berbeda dari kebanyakan filsuf Islam lainnya, Ibn Sina berpendapat bahwa Tuhan tidak mengurusi hal-hal pribadi yang dilakukan manusia.  Ibn Sina mempengaruhi banyak filsuf Barat, seperti Thomas Aquinas yang dianggap sebagai salah satu pemikir terpenting dalam agama Kristen.  Ibn Sina juga terkenal dengan pernyataan berikut: "Dunia terbagi menjadi manusia yang menggunakan kecerdasan dan tidak beragama, dan manusia yang beragama dan tidak menggunakan kecerdasan.”

Ibn Rushd yang lahir sekitar satu abad setelah Ibn Sina, melanjutkan penyebaran filsafat dan logika Yunani.  Dalam bidang musik, Ibn Rushd membahas tentang De Anima, sebuah buku tentang musik yang ditulis oleh Aristoteles. Ulasan Ibn Rushd ini telah diterjemahkan dalam bahasa Latin oleh Mitchell the Scott. Mengenai Astronomi, Ibn Rushd menulis tentang gerakan planet-planet dalam Kitab fi-Harakat al-Falak dan menerjemahkan serta meringkas buku yang ditulis Ptolomeus tentang bintang-bintang. Buku Ibn Rushd kemudian diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Ibrani (bahasa Yahudi) oleh Jacob Anatoli pada 1231. Buku-buku Ibn Rushd menjadi buku pegangan dalam silabus di beberapa Universitas di Paris dan Eropa sekitar abad 12-16.

Setelah menjenguk para pemikir Islam, kita beralih kepada salah satu tokoh terpenting dalam filsafat Kristiani dan menyaksikan kawin silang antara pemikir Kristen and pemikir Islam.

Thomas Aquinas: Pemikir Kristen/Katolik

Thomas Aquinas lahir pada 1225 dan wafat pada 1274. Melalui tulisan-tulisan Ibn Sinadan Ibn Rushd, Thomas Aquinas mulai mempelajari Aristoteles. Pada tahun 1256 sampai 1259, Thomas Aquinas menjadi dekan di Fakultas Teologi di Unversitas Paris.

Kritik sengit terhadap Thomas Aquinas karena persinggungannya dengan filsuf Islam sempat muncul. Tiga tahun setelahThomas Aquinas wafat,  Uskup di Paris,Etienne Tempier melancarkan kampanye anti Aquinas, yang sempat menulis tentang Ibn Rushd karena dianggap berasal dari agama lain. Namun, Gereja Katolik berbalik menghargai pemikiran Thomas Aquinas kembali.  Pada tahun 1323, Paus Yohanes XXII memberi gelar Santo kepada Aquinas.

Gereja Katolik berbalik menghargai pemikiran Thomas Aquinas kemudian.  Pada tahun 1323, Paus Yohanes XXII memberi gelar Santo kepada Thomas Aquinas.  Paus Leo XIII menyatakan bahwa penelitian Thomas Aquinas memberi pola berpikir yang sangat penting bagi filsafat Kristiani. Dari tangan-tangan cendekiawan Muslim dan interpretasi mereka, para ilmuwan Barat mempelajari filsafat Yunani, yang juga sering dianggap sebagai nenek moyang filsafat Barat.  Persentuhan antara budaya Arab dan Yahudi juga telah terjadi sejak jaman dahulu. Tradisi Barat yang telah bercampur interpretasi Muslim, namun tradisi Muslim juga telah begitu dipengaruhi oleh pemikiran Barat.  Jadi, masihkah perlu membedakan dengan begitu bernafsunya, mana yang Barat, Timur, Muslim dan non-Muslim?

Mungkin, biarkan saja kata murni dipakai untuk susu, tapi tidak untuk agama, kepercayaan dan pengetahuan, yang telah berkawin silang berabad-abad lamanya.( Soe Tjen Marching )

Related News

1 komentar:

  1. hemm, agama ISLAM murni gan, cuman hanya ada beberapa orang yang ingin menyimpangkannya gan.

    BalasHapus