Gangguan Makan Sebabkan Saudari Kembar Ngemil Lilin Dan Kertas Bekas

Gangguan Makan Sebabkan Saudari Kembar Ngemil Lilin Dan Kertas Bekas

Gangguan Makan Sebabkan Saudari Kembar Ngemil Lilin Dan Kertas Bekas

Camilan di waktu senggang bukan hal yang aneh, selama camilan tersebut bukan benda-benda yang tidak seharusnya dimakan. Namun saudari kembar ini punya hobi mengunyah camilan yang tidak biasa yaitu lilin dan kertas bekas.

Adele dan Anita, dua wanita berusia 50 tahun ini mengalami Pica atau gangguan makan di mana penderitanya sangat antusias untuk mengonsumsi sesuatu yang miskin gizi dan cenderung tidak masuk akal, seperti batu, pasir, debu, atau tanah.

Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (8/8/2014), pica sudah dialami Adele sejak ia kecil. Setiap hari, Adele wajib melahap lilin, walaupun dalam jumlah kecil yakni lilin sepanjang 5 cm. Sepanjang hidupnya, sekitar 300 batang lilin sudah ia habiskan.

"Di usia delapan atau sembilan tahun saya mulai mengendus pemantik api. Lalu saya mulai menggigit-gigit lilin dan sejak saat itu saya jadi hobi makan lilin. Lilin bisa menenangkan saraf saya," kisah Adele.

Berbeda dengan Adele, saudara kembarnya, Anita mengalami pica saat ia mengandung di usia 26 tahun. Kala itu, dikatakan Anita dirinya sangat menyukai aroma tiket bis yang sudah usang dan lusuh. Tak hanya tiket, kertas pun menjadi camilan bagi Anita.

"Makin tua buku rasanya makin enak. Aku suka memakannya, seperti makan cokelat. Biasanya aku mendapat buku dengan kertas yang sudah lama di pedagang loak lalu membuat kertasnya menjadi kecil-kecil dan memakannya," terang Anita.

Menanggapi hal ini, psikolog gangguan makan Marcia Karp mengatakan ada banyak alasan seseorang ingin mengonsumsi sesuatu yang tak layak konsumsi. Misalnya pada wanita hamil, pica bisa menyebabkan kekurangan mineral.

"Saya punya teman yang pernah makan tanah liat saat hamil. Menurutnya, itu menenangkan dia, rasanya seperti minum air susu ibu," ucap Karp. (dtk/rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply