Aceh ingin persatukan Ulama Melayu

aceh,ulama,melayu,islam,ulama melayu,islam melayu

Aceh ingin persatukan Ulama Melayu

ON VS OFF - Dalam kegiatan Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) mencuat Wacana untuk mempersatukan ulama Melayu. Seminar tersebut diselenggarakan dari tanggal 29 November sampai dengan 1 Desember 2013.

Aceh dipandang memiliki potensi untuk mempersatukan ulama Melayu, Seminar dihadiri Mufti Besar Australia, Dr Sheikh Salim Alwan Al-Husainyyi dan Mufti Besar Ukraina, Dr Sheikh Akhmed Tamim.

H. Abdul Azis Yanya, Ketua Perhimpunan Pondok Pesantren di lima Propinsi Thailand Selatan yang didaulat sebagai pemateri mewakili ulama Melayu mengatakan sangat setuju dengan gagasan Aceh untuk mempersatuan ulama dunia Melayu. "Kami sangat setuju dengan gagasan Aceh menjadi pelopor untuk mempersatukan ulama melayu," ujar Tuan Guru H Abdul Azis.

H. Abdul Azis Yanya juga mengatakan bahwa “Ulama Melayu ini sangat banyak seperti di Indonesia, Patani, Singapura, Malaysia, Fillipina dan sebagainnya. Maka kita perlu bersatu dalam pikiran dan pekerjaan, seperti menegakkan bahasa Melayu yang identik dengan Islam serta memperkuat dakwah Islam. Jadi, gagasan Aceh untuk mempersatukan ulama Melayu merupakan sebuah gagasan yang sangat menarik,

Ia juga menjelaskan banyak hal seputar perkembangan pesantren tradisional di Thailand Selatan dan eksistensi akidah ahlul sunnah wal jama’ah.

Sekjend HUDA, Tgk H Faisal Ali mengatakan, untuk mempersatukan ulama Melayu, penting juga dibentuk satu kesepahaman lebih dulu untuk mempersatukan akidah umat Islam dalam mazhab ahlusunnah wal jama’ah sehingga hati umat Islam Melayu dapat bersatu teguh.

Menurut dia, bersatunya akidah akan mendorong pula bersatunya hati sehingga semua pihak akan bisa bekerja sama untuk memperkuat jamaah.

Dalam kesempatan yang sama dijelaskan seputar pentingnya mengembalikan eksistensi Aceh yang sejati, dalam membangun semua tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menjadikan Islam sebagai Ideologi yang hakiki.

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply