Jokowi Aman, Prabowo Dan ARB Terus Menjajaki Koalisi

Jokowi Aman, Prabowo Dan ARB Terus Menjajaki Koalisi

Jokowi Aman, Prabowo Dan ARB Terus Menjajaki Koalisi

Memasuki bulan Mei di tahun 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum juga menetapkan hasil pemilihan umum legislatif (Pileg), akan tetapi para calon presiden yang diusung oleh partai-partai politik, telah melangkah cukup jauh untuk memastikan bisa tidak unjuk gigi dalam ajang pemilu calon presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang.

Secara terang benderang, langkah jauh lebih maju dipertontonkan oleh capres dari PDIP Joko Widodo alias Jokowi. Selain berhasil membangun koalisi dengan Partai Nasdem, terbuka kemungkinan untuk menggaet PKB dan PPP. Napsu untuk berkoalisi dengan sejumlah parpol itu sangat penting. Bukan saja untuk memenangkan pilpres, tapi memperkuat kepemerintahan (eksekutif dan legislatif), baik untuk menjalankan roda pemerintahan maupun membendung serangan-serangan dari parai oposan.

Dikutip dari moralpolitik, secara keseluruhan, kendati hingga ketika kini PDIP dan koalisinya belum menetapkan cawapres, tapi hal itu hanya tinggal persoalan waktu yang tepat. Itu sebabnya Jokowi sudah mulai berkeliling sembari berbuat baik, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya.

Bagaimana dengan Partai Golkar? Boleh dikatakan, secara organisatoris partai berlambang pohon beringin tua ini harus menghadapi beberapa hal dalam rangka penyamaan sudut pandang di forum Rapimnas awal Mei mendatang. Pro dan contra soal ketua umumnya Aburizal Bakrie (ARB) terus melenggang maju sebagai capres, atau turun kelas menjadi cawapres, serta ARB tak disetujui capres dan sebagai gantinya dipilih salah satu tokoh untuk maju sebagai bacawapres dengan partai yang mau berkoalisi, diprediksikan akan dikupas halus-halus di forum yang terhormat tersebut.

Setidaknya, jika Golkar tetap konsekuen mengusung ARB capres maka partai yang mungkin bisa diajak berkoalisi adalah Hanura. Posisi ini telah memuluskan langkah ARB ke ajang pilpres.

Tentang Partai Gerindra besutan Ketua Pertimbangannya Prabowo Subianto, boleh dibilang masih dalam posisi galau. Setelah nyaris berhasil menggaet PPP, Gerindra mencoba menggaet PKS. Inipun belum bisa dijamin apakah PKS terpikat atau tidak. Sebab, PKS masih bermimpi untuk membangun koalisi besar dengan partai-partai berbasis Islam.

Prabowo belum aman karena belum mencapai angka minimal 20% kursi di parlemen atau 25% suara di pileg 9 April kemarin itu. Jika PAN jadi berkoalisi dengan Gerindra maka Prabowo aman. Bisa dipastikan akan menampilkan paket Prabowo-Hatta.

Terakhir adalah posisi Partai Demokrat besutan Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Konvensi capres telah berlangsung, namun masih belum pasti apa keputusannya. Ada tiga opsi yang bisa diprakirakan. Pertama, Demokrat capres dan mencoba berkoalisi dengan PPP dan PAN; kedua, Demokrat bacawapres dan mencoba berkoalisi dengan Golkar atau Gerindra; dan ketiga, Demokrat tidak kemana-mana alias memilih sikap sebagai oposan sejati, menggantikan posisi PDIP selama 10 tahun.

Jika hanya tiga paket maka peluang Prabowo dan ARB jadi presiden kurang terbuka luas. Untuk berkoalisi di putaran kedua guna menjungkal Jokowi pun siapa yang bisa memastikan? Terkecuali ada faktor-faktor X yang bisa menolong dari kekalahan.

Maka artikel ini belum bisa dipegang kebenarannya 1000%. Sebab kegenitan-kegenitan parpol selalu disesuaikan dengan tingkat tawaran-tawaran yang lebih menjanjikan. Itulah politik, penuh dengan kejutan-kejutan. (rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply