Dampak Melamun Bagi Kehidupan Seseorang

Dampak Melamun Bagi Kehidupan Seseorang

Dampak Melamun Bagi Kehidupan Seseorang

Ketika kita tidak sedang bergelut dengan kesibukan yang menyita perhatian penuh, seringkali melamun menjadi kegiatan pilihan yang paling mengasikkan. Namun pernahkah terpikir kalau melamun yang menjadi kebiasaan memiliki dampak positif juga negatif bagi kita?

Sebagian besar orang berpendapat, melamun merupakan kegiatan yang sia-sia. Ada juga yang mengatakan melamun berhubungan dengan tujuan atau cita-cita kita di masa depan.

"Banyak orang melihat melamun sebagai tindakan yang sia-sia dan tak bermakna, padahal tidak selalu seperti itu," tutur Dr Muireann Irish dari Neuroscience Research Australia.

Lalu apa saja yang kita dapat ketika sedang melamun? Berikut beberapa dampak positif dan negatif dari melamun seperti dikutip dari ABC Australia.

Jadi Sumber Inspirasi

Profesor Eric Klinger dari University of Minnesota mengatakan bahwa meski hanya berupa tujuan dan cita-cita jangka pendek, melamun dapat menjadi alternatif otak untuk berpikir tentang suatu solusi yang mungkin saja tak pernah kita pikirkan sebelumnya.

"Sering kali kita menemukan solusi dari masalah yang kita hadapi ketika sedang melamun. Karena ketika kita melamun, pikiran menjadi lebih rileks dan 'berkeliling' menuju laci-laci memori yang tak tersentuh sebelumnya," tutur  prof Klinger seperti dikutip dari berbagai sumber dan ditulis Sabtu, (7/6/2014).

Otak Lebih Kreatif

Dua penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Central Lancashire telah membuktikan hal itu. Bahkan di tempat kerja, melamun bisa jadi pendongkrak kreativitas bagi karyawan untuk semakin memperbaiki kemampuan memecahkan masalah.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa melamun mungkin bisa memberikan keuntungan di tempat kerja, sebab bisa membentuk pola pikir lateral yang membantu karyawan memecahkan masalah," kata salah seorang peneliti, Dr Sandi Mann seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (7/6/2013).

Berisiko Tinggi Insomnia

Penelitian mengatakan bahwa orang yang sering melamun memiliki risiko tinggi indomnia primer. Sebabnya, otak menjadi lebih sering terjaga karena tidak bisa menghentikan pikiran-pikiran yang ada di kepalanya.

Dr Sean Drummond, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa orang-orang dengan insomnia tak hanya mengalami kesulitan tidur di malam hari, tetapi juga membuat otak mereka tidak berfungsi dengan efisien di siang harinya.

"Tidak mengherankan bahwa seseorang dengan insomnia butuh kerja keras untuk bisa menyelesaikan aktivitas dan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan mereka yang tidurnya sehat," terang Dr Drummond.

Depresi

Dr Irish mengatakan bahwa memang biasanya melamun dilakukan ketika sedang bad mood atau perasaan tidak senang. Penelitian yang dilakukannya tahun 2010 mengatakan bahwa hampir 55 persen orang melamun ketika sedang sedih, patah hati, atau mengalami masalah keluarga.

"Memang ada efek negatifnya. Jika melamun ketika sedih biasanya orang akan memperkuat imajinasi tentang kesedihan tersebut, yang dapat berujung pada depresi.

Memperpendek umur

Para ilmuwan di University of California, San Fransisco melakukan penelitian mengenai telomer yang merupakan topi pelindung ujung kromosom. Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai penelitian menunjukkan bahwa memendeknya telomer merupakan salah satu penanda terkuat penuaan dini.

Menurut para peneliti, sebenarnya tidak ada yang salah dengan melamun tetapi melamun biasanya dilandasi oleh ketidakbahagiaan dan perasaan sedih. Stres dan ketidakpuasan terhadap hidup telah dikaitkan oleh memendeknya telomer dalam berbagai penelitian sebelumnya.

Telomer akan memendek seiring dengan bertambahnya usia, sehingga telomer yang memendek pada usia berapa pun dapat memprediksi berkembangnya suatu penyakit dan kematian dini. (dtk/rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply