Nilai Tambah Bagi Mahasiswi Yang Tumbuhkan Bulu Ketiak

Nilai Tambah Bagi Mahasiswi Yang Tumbuhkan Bulu Ketiak

Nilai Tambah Bagi Mahasiswi Yang Tumbuhkan Bulu Ketiak

Menumbuhkan bulu ketiak saat ini sedang menjadi tren bagi para perempuan di China. Tapi ternyata seorang profesor dari Arizona State University sudah terlebih dahulu menyebabkan tren ini terjadi di kalangan mahasiswi yang dididiknya. Profesor ini menjanjikan nilai tambah bagi mahasiswi yang menerima tantangannya menumbuhkan bulu ketiak.

Para mahasiswa dan mahasiswi Arizona State University diberikan eksperimen uji nyali yang berkaitan dengan estetika tubuh mereka. Para mahasiswa, ditantang mencukur bulu di tubuh, mulai dari bawah leher hingga ujung jari kaki. Lalu, untuk mahasiswi, mereka ditantang untuk menumbuhkan bulu di beberapa bagian tubuh, terutama ketiak.

Seorang profesor pendamping Breanne Fahs dari University New College of Interdisciplinary Arts and Sciences, Breanne Fahs, pada tahun yang sama juga menerapkan metode serupa pada seluruh mahasiswa dan mahasiswinya, selama 10 minggu.

Untuk bukti konkrit, Fahs mewajibkan mereka untuk mendokumentasikannya dalam bentuk foto. “Dibandingkan mempelajari norma sosial lewat buku, lebih baik biarkan murid untuk mengalaminya sendiri dengan cara mendobrak norma sosial yang lazim. Lewat cara ini, mahasiswa dan mahasiswi dapat merasakan dan mengeksplorasi segala makna serta alasan dari norma yang mengakar di lingkungan sosial kita,” urai Fahs.

Salah satu mahasiswi bernama Stephanie Robinson, menerima tantangan Fahs. Seperti dikutip Cosmopolitan Inggris, dirinya menumbuhkan bulu di area ketiak. Kemudian, dirinya mengaku sempat dijauhi oleh sejumlah teman, bahkan beberapa dari mereka, menolak berolahraga bersamanya. “Ibuku bingung dengan ide ini, dia takut aku akan menikah mengenakan gaun putih dan bulu ketiak yang lebat,” tuturnya.

Di antara tatapan aneh orang sekelilingnya, Robinson mendapatkan sebuah pelajaran mengenai penilaian terhadap citra diri berdasarkan deskripsi jender dan penampilan fisik. “Saat kamu melawan norma dasar pada lingkungan sosial yang berkaitan dengan klasifikasi jender, tubuhmu menjadi bahan perdebatan di ranah publik,” pungkasnya.

Pada tahun 1915,  sejarah mencatat pisau cukur Gillette untuk kali pertama merilis alat pencukur bulu yang dirancang khusus untuk wanita. Dilaporkan, produk tersebut terinspirasi dari sebuah foto di majalah mode yang menampilkan seorang model wanita yang berpose tanpa bulu ketiak. Semenjak itu, perlahan tapi pasti, norma sosial pun terbentuk mengenai betapa memalukannya wanita yang memiliki bulu ketiak. (kmp/rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply