Home »
BUDAYA DAN PARIWISATA
» Nan Madol, Kota Kuno Di Atas Karang
Nan Madol, Kota Kuno Di Atas Karang
Posted by Portal Berita on Selasa, 03 Juni 2014. Label:
BUDAYA DAN PARIWISATA
Nan Madol merupakan kota kuno yang berada di wilayah negara kepulauan Federasi Mikronesia. Meskipun kini hanya tersisa reruntuhannya saja, kota ini masih menampilkan kemegahan dan bukti kemajuan seni arsitektur prasejarah yang sangat maju pada masanya.
Kota Kuno Di Atas Karang
Kota ini dibangun pada abad 8 atau 9 Masehi di atas sebuah laguna, di atas bebatuan karang yang terletak di tepi laut. Keseluruhan wilayah Nan Madol terdiri atas serangkaian pulau buatan yang terhubung oleh jaringan kanal. Nan Madol adalah satu-satunya kota kuno yang pernah dibangun di atas karang. Dari situ saja sudah menunjukkan keahlian para perancangnya. Selain itu reruntuhan kuno ini terdiri dari struktur-struktur bangunan yang rumit, layaknya kota di zaman modern.
Nan Madol dikelilingi tembok raksasa yang diperkirakan tersusun dari 250.000.000 batu. Struktur bangunan di sana pun dibangun dari batu-batu monolit seberat 5 sampai 50 ton yang kemungkinan besar didatangkan dari pulau-pulau di sekitarnya. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya menyusun batu-batuan raksasa tersebut di tengah daratan buatan yang berlokasi di tengah laut?
Para arkeolog mencoba merekonstruksi pembangunan bangunan-bangunan batu tersebut dengan berbagai metode pengangkutan, tetapi semuanya gagal. Setiap metode yang dicoba hanya mampu memindahkan batu dengan berat tak lebih dari beberapa ton saja. Tentu saja ini tak bisa menjelaskan struktur-struktur yang terbuat dari batu utuh seberat puluhan ton.
Lokasi pendirian Nan Madol yang tidak biasa juga menjadi bahan kajian bagi para peneliti. Pasalnya menurut Web Ecoist situs kota kuno ini memang sengaja dibangun di tengah laut, tampak dari bebatuan basalt dan koral yang sengaja ditempatkan di sekeliling kota untuk menghalangi air laut. Jadinya Nan Madol tampak seolah mengambang di atas air, seperti Venesia.
Selain itu pembuatan pulau-pulau artifisial di sekitarnya juga tampak sangat tidak praktis, mengingat teknologi pada zaman itu masih belum memungkinkan bagi manusia untuk menciptakan pulau buatan seperti sekarang. Dan ketiadaan sumber daya alam (bahan makanan dan air bersih) di sana menjadikan Nan Madol bergantung kepada pulau-pulau di sekitarnya.
Terletak di pesisir timur Pulau Pohnpei, bisa dikatakan Nan Madol merupakan peninggalan Dinasti Saudeleur sampai tahun 1628. Wilayahnya sendiri sekarang merupakan bagian dari Distrik Madolenihmw. Dinasti ini memerintah selama lebih dari satu millenium.
Legenda Dua Raksasa
Menurut legenda, Nan Madol didirikan oleh dua raksasa penyihir sakti, yaitu Olisihpa dan Olosohpa yang datang dari Katau, sebuah negeri nun jauh dalam mitologi. Sepasang saudara kembar itu datang dengan berperahu. Mereka mencari tempat yang tepat untuk membangun sebuah altar pemujaan bagi Nahnisohn Sahpw, sang dewa pertanian.
Setelah mengalami kegagalan berkali-kali, akhirnya mereka berhasil membangun sebuah altar berkat bantuan seekor naga terbang. Kemudian mereka bermukim di sana hingga usia senja. Ketika Olisihpa meninggal, Olosohpa menikahi wanita penduduk setempat. Ia menjadi manusia Saudeleur pertama. Keturunannya menjadi penerus Olosohpa sebagai penguasa.
Tak diketahui apakah benar, bangsa Saudeleur adalah raksasa. Tetapi beredar kisah tentang seorang gubernur Inggris (yang dulunya sempat menguasai negara itu) yang menemukan makam kuno raja-raja Saudeleur dan menemukan kerangka-kerangka dengan tinggi mencapai 2 sampai 3 meter.
Konon pada abad terakhir kekuasaan Saudeleur, negara ini mengalami banyak kemunduran hingga akhirnya mendapat serangan dari Isokelekel. Ketika Saudeleur mengalami kekalahan, kota Nan Madol ditinggalkan oleh para penghuninya. Sekarang keberadaan mereka tinggal berupa legenda, dengan menyisakan sedikit sekali bukti sejarah.
Penduduk sekitar sendiri lebih suka menjauhi tempat ini karena takut dengan 'kutukan' para penguasa Nan Madol jika berani mengusik kedamaian mereka. Karena itulah Nan Madol tidak banyak diketahui dunia. Padahal situs ini tak kalah megah dan unik jika dibandingkan dengan Pulau Easter dan Machu Picchu.
Nan Madol merupakan salah satu situs yang dikaitkan dengan kebudayaan Lemuria dan Mu. Keduanya adalah benua dalam legenda yang konon hilang dari peradaban dunia. Tetapi sampai saat ini masih belum bisa dibuktikan kebenarannya. Reruntuhan kota megah ini juga menginspirasi banyak penulis fiksi. Setidaknya ada enam kisah fiksi dengan tema peradaban yang hilang menjadikan Nan Madol sebagai latar. (mrdk/rsn-onvsoff)
Related News
Post Comment
Tidak ada komentar: