Diet REST, Mengenal Metode Diet Sehat Gizi Seimbang
Begitu banyak metode diet yang ditawarkan para ahli gizi, sebagian besar metode tersebut mengharuskan mereka yang menjalani diet tersebut untuk mengurangi asupan gizi tertentu dan menambah asupan gizi yang dianjurkan. Bagaimana dengan diet REST?
Dibandingkan dengan ragam jenis diet lainnya seperti Obsessive Corbuzier's Diet (OCD), food combining atau diet golongan darah, popularitas diet REST memang belum ramai dibicarakan. Baik untuk dimanfaatkan untuk penurunan berat badan maupun menjaga tubuh tetap sehat, apa itu diet REST?
"Diet REST ini adalah diet gizi seimbang. Maknanya berisitirahat dari makanan berlemak, bergula, lalu beristirahat dari hidup bermalas-malasan. Cuma kalau disingkat itu jadi rendah energi seimbang teratur (REST). Diet REST itu prinsip utamanya adalah tidak ada larangan jenis bahan makanan, tapi yang ada adalah modifikasi bahan makanan tersebut," papar Rita Ramayulis, DCN, MKes, saat ditemui detikHealth dan ditulis pada Jumat (30/5/2014).
Dosen jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Jakarta II tersebut menjelaskan bahwa diet REST memperbolehkan Anda makan apa saja, tidak melarang Anda untuk sarapan. Yang paling penting, Anda tetap bisa makan tiga kali sehari. Dengan demikian, Anda tidak akan merasa lapar, lemas atau mengalami penurunan gula darah.
"Setiap kali makan, densitas energi pada makanannya harus rendah. Maksudnya adalah berat hidangan yang kita makan itu harus lebih berat dibandingkan nilai energinya," ujar Rita.
Densitas energi rendah (DER) jumlah energi pada suatu hidangan makanan dalam berat atau volume tertentu. Suatu hidangan makanan dengan densitas energi rendah akan menyediakan energi relatif lebih rendah dibandingkan dengan yang berdensitas energi tinggi, dalam berat yang sama.
"Saya misalkan, kalau kita makan nasi 100 gram beratnya 100 gram tapi energinya 175, berarti lebih banyak energinya daripada beratnya. Itu berarti densitasnya tinggi. Tapi kalau misalnya nasi ini kita tambahkan sayur 100 gram, timun misalnya yang energinya nol, berat hidangan kita ini jadi 200 gram, tapi nilai energinya tetap 175. Jadi nilai energinya lebih rendah daripada berat hidangan," terang Rita.
Dengan modifikasi seperti itu, makanan tersebut menjadi mengenyangkan, bergizi lengkap, tapi tidak membuat tumpukan energi. Kemudian terjadilah pembakaran energi di tubuh dan berat badan pun akan turun secara bertahap.
"Perhatikan juga aktivitas fisik. Jadi diet REST itu harus dibarengi dengan peningkatan aktivitas fisik, terutama pada orang-orang yang sering menggunakan lift atau kerjanya banyak duduk di depan komputer. Ingat, semakin tinggi aktivitas fisik, semakin kerja ototnya makin maksimal. Otot kan salah satu mesin pembakar lemak," pesan pemilik akun Twitter @rita_ramayulis tersebut.
Rita juga berpesan agar cukup asupan air putih secara bertahap. Waktu minum yang dianjurkan adalah sebelum makan utama, selagi makan dan setelah makan utama. Hal ini akan membuat volume lambung kenyang sesaat dan membuat orang tidak mau makan banyak.
"Kita kan pakai angka rata-rata 2 liter per hari, tapi kalau dalam diet REST hitungannya 50 cc untuk setiap kg berat badan. Jadi kalau berat badannya 60 kg, dia harus minum air putih itu minimal 3 liter. Jadi yakin berat badan yang turun itu karena lemak, bukan karena dehidrasi," imbuhnya.
Setelah air, kelompok kedua tertinggi dikonsumsi adalah sayur dan buah. Sayur dan buah merupakan bahan makanan berdensitas energi rendah, oleh karena itu dalam diet penurunan berat badan keduanya menjadi sesuatu yang mutlak untuk dikonsumsi. Dianjurkan Anda untuk mengonsumsinya sekitar 8 porsi per hari dan dalam bentuk utuh atau disaring tanpa gula.
Posisi konsumsi terbanyak ketiga ditempati oleh karbohidrat dan yang paling sedikit itu adalah protein hewani. Lantas bagaimana dengan tambahan garam? "Hanya boleh digunakan dalam bentuk garam saja, tidak boleh dalam bentuk garam yang ditambahkan di dalam makanan-makanan instan," tegas Rita. (dtk/rsn-onvsoff)
Post Comment
Tidak ada komentar: