Jedah Hati


Jedah Hati
( yohanes m wain )

Aku berada di ruangan dengan empat sisi, semuanya tersambung dan menyatu, tak ada celah sedikitpun disana, tak ada semilir angin ataupun cahaya mentari yang menghangatkan.
Disana aku beku, tak bisa berbuat banyak. Terdengar sekilas suara - suara mengejek dari sudut empat penjuru ruangan itu, terkadang mereka tertawa. Namun sayang aku tak dapat melihat, semuanya hitam pekat. Ada pertanyaan yang muncul di benak ini, apakah aku sendiri di ruangan ini?

Diruangan ini aku belajar banyak, ada sedikit ketakutan yang merasuk, namun ku bisa atasi itu. Awalnya aku kecewa pada dunia, kenapa aku sepertinya di kurung di tempat ini? sejak malam pertama waktu itu aku menangis sendiri, sebisa mungkin aku berteriak mengaduh, namun tak ada yang mendengarkannya.
Sudah pernah juga aku berontak, membabi buta namun ruangan ini begitu kokoh aku tak bisa membongkarnya sendirian.

Aku hanya bisa diam dan merenung, melihat kembali yang lalu begitu indah? huft sedikit senyum menghiasi bibir kecut ku. Ku biasakan diri ku kini dengan suasana ini, suasana hening dan tenang . Ku mulai membiasakan mata ini dalam gelap. Meraba - raba arah mungkin ada jalan untuk keluar.

Ini perhentian yang sangat melelahkan untuk ku. Namun ku nikmati ini sebagai pembelajaran ku kelak. Ku nikmati semua rasa sakit ini sendiri, kunikmati rasa dingin yang membekukan ini sendiri. Belajar dan terus belajar memahami ruang.

Sudah dua bulan lamanya aku di ruangan ini. Hati ku tak seperti kemarin. Ku relakan semuanya pergi dari hidup ku. Dan hasrat ku berhenti disini ' jedah hati '

Related News

1 komentar: