Unik Tradisi Perayaan Natal di Afrika




tradisi natal, afrika, tradisi afrika, natal di afrika


Unik Tradisi Perayaan Natal di Afrika

ON VS OFF - Hari Natal, perayaan untuk memperingati hari kelahiran Yesus bagi umat Kristen sudah di depan mata. Tradisi Natal yang identik dengan kemegahan pohon Natal dan tokoh Santa Claus beserta dengan kostum yang digemari oleh anak-anak tampak sudah biasa ditemui di berbagai belahan dunia.

" Kita perlu mengingatkan diri kita untuk tidak terhanyut dalam jebakan konsumerisme, menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli berbagai jenis barang dan hadiah "

Perayaan Natal yang megah dan meriah di segala penjuru dunia ini berbeda dengan sejumlah kota di Afrika yang memiliki beranekaragaman tradisi dalam merayakan natal. Seperti beberapa kota di Afrika berikut dengan perayaan natalnya yang khas.

1. Malawi, negara miskin yang rayakan natal dengan bintang-bintang

Malawi adalah salah satu negara termiskin di dunia yang terletak di Afrika bagian Selatan. Negara ini memiliki tradisi Natal yang jauh dari modernitas seperti di Eropa dan Amerika. Sehingga tidak akan ditemukan adanya pohon Natal dengan hiasan dan lampu kelap-kelipnya. Pohon Natal biasanya diganti dengan daun-daun pisang atau cabang pohon yang dihiasi secara sederhana atau memasang sebuah figur ukiran kayu yang menggambarkan kelahiran Yesus.

Malam Natal dirayakan dengan liturgi tanpa hiasan-hiasan Natal dan tanpa lilin. Lagu-lagu Natal dapat didengar lewat "pita rekaman". Biasanya selepas acara, dalam kegelapan di bawah langit yang penuh bintang, mereka akan merenungkan makna kelahiran Kristus ke dunia.

Lantaran negara ini cukup miskin, biasanya kado Natal bagi anak-anak hanya berupa buku sekolah, sabun, pakaian, lilin dan hadiah-hadiah kecil lainnya. Namun, negara yang dikenal ramah ini akan menghabiskan kebersamaan dengan makan bersama dengan para kerabat dan komunitas.

2. Ethopia, natal diawali dengan puasa

Merayakan Natal di Ethopia cukup unik, lantaran harus menunggu hingga tepat pada 25 Desember, seperti yang kebanyakan orang terdahulu yang terbiasa mengikuti kalender Julian. Tak hanya itu, musim liburan dirayakan setiap tanggal 7 Januari. Dalam tradisi Ethiopia, Natal diawali dengan sehari penuh berpuasa yang disertai dengan mengikuti ibadah dan dipantangan makan makanan seperti rebusan, sayuran dan roti.

Serupa dengan Malawi, Natal di Ethopia tanpa kado, namun biasanya digantikan dengan bermain permainan dan olahraga dan menikmati sejumlah lomba sebelum memulai kembali bekerja.

3. Ghana

Di bagian pantai barat Afrika, perayaan Natal diwarnai dengan tradisi mendekorasi rumah sejak minggu pertama Advent atau empat minggu sebelum Natal. Di Ghana, hari Natal menjadi masa para petani panen kakao yang menjadi sumber pendapatan mereka. Serupa seperti pada umumnya, tepat di malam Natal tradisi menyalakan lilin dan ornamen-ornamen lainnya tetap sama. Namun yang perlu diketahui bahwa mereka akan berkumpul dan makan besar dengan menu-menu pilihan.

4. Liberia

Natal di Liberia cukup sederhana dengan pohon Natal dari daun kelapa yang dihiasi dengan bell. Sedang kado natal hanya terdiri dari hadiah-hadiah sederhana seperti sabun, buku dan pensil bagi anak-anak. Sementara tradisi makan malam Natal di Liberia digelar di luar rumah dengan masakan seperti nasi, daging sapi dan biskuit. Ada pula permainan tradisional di sore hari serta malam kembang api.

5. Kongo

Ada yang unik dengan tradisi Natal di Congo. Pada Natal pagi hari, mereka akan berkeliling desa sembari menyanyikan lagu Natal. Lalu kemudian pulnag dan mengenakan pakaian untuk lomba dan menunjukkan rasa cinta kepada Yesus lewat ibadah lalu mereka akan menyerahkan hadiah Natalnya dengan meletakkannya di meja dekat dengan meja Komuni. Sementara pada malam hari, mereka akan mengadakan makan bersama yang biasanya digelar di luar rumah.

Lain lubuk lain pula ikannya, begitulah beragam cara perayaan Natal di sejumlah kota di benua Afrika ini. Meski caranya berbeda, namun makna kelahiran Yesus Sang Juru Slamat harus tetap dipahami dan tidak hilang.(*/jawaban)


Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply