Konflik Wikileaks Vs Gereja Katolik Berbuntut Panjang


 Konflik Wikileaks Vs Gereja Katolik Berbuntut Panjang

ON VS OFF - Radio BBC menyulut kontroversi setelah menyiarkan pendapat pendiri WikiLeaks Julian Assange terkait Gereja Katolik, tulis koran The Australian, Jumat (3/1/2014).

Assange seolah menghempaskan sistem pengakuan dosa Gereja Katolik yang dianggapnya sebagai sarana memata-matai jemaatnya dan dianggap menyadap ilmu secara sistematik.

Dalam “khotbah” selama tiga menit yang direkam sebelumnya, Assange mengutip Injil, tulisan Aristoteles dan Kitab Peribahasa, yang menekankkan bagaiman ilmu pengetahuan mengalir kepada para uskup dan raja Romawi. Hingga hari ini, kata Assange, pemerintah dan badan-badan intelijen bekerja seperti itu.

Ia juga mengingatkan pemerintah di dunia agar mereka memerhatikan saran yang disampaikan “salah satu aktivis besar dunia”, Kitab Matius.

Assange menyumbang pendapatnya pada slot program “Today” pada siaran Radio 4 BBC.

Ia diundang ke program ini oleh musisi PJ Harvey, yang bertindak sebagai editor tamu untuk program unggulan ini, yang juga menyiarkan catatan kaum sayap kiri termasuk lagu-lagu dan puisi dari bekas pesakitan di Guantanamo Bay.

Assange, yang kini bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di London, mengklaim:“Reformasi yang dilakukan Gereja Protestan bukan sekadar gerakan keagamaan, tetapi merupakan perjuangan politik, mereka berjuang membebaskan pengetahuan yang dihimpun melalui penterjemahan dan penyebaran.”

“Melalui sistem Confessional (Pengakuan Dosa), Gereja Katolik memata-matai kehidupan jemaatnya, sementara misa Latin dikecualikan bagi kebanyakan orang yang tidak bisa berbahasa Latin dari setiap pemahaman yang sangat mengikat pemikiran mereka,” tambah Assange.

Assange belum bicara kepada publik mengenai pertemuan delegasi Partai WikiLeaks dengan diktator Suriah Bashar al-Assad di Damaskus bulan lalu, yang dikecam oleh para politisi Australia, negara asal Assange.

Assange mengatakan, ia telah melihat banyak bukti bahwa mereka yang berkuasa ingin terus berkuasa, mereka terus ingin tahu banyak mengenai kita semampu mereka dan mereka mencoba meyakinkan diri mereka bahwa kita tahu sedikit saja mengenai mereka.

“Saya sudah mengetahui hal ini baik dalam tulisan-tulisan keagamaan, yang menjanjikan emansipasi dari represi politik dan karya-karya revolusioner yang menjanjikan pembebasan dari dogma-dogma gereja dan negara yang represif,” ujar Assange.

“Mereka yang kuat sepanjang sejarah umat manusia memahami hal ini. Penemuan mesin cetak ditentang oleh kekuatan lama Eropa karena dianggap bisa mengeja akhir kontrol pengetahuan mereka, akhir masa mereka sebagai calo kekuasaan,” ungkap Assange lagi.

Ratusan ribu dokumen yang diungkap oleh bekas karyawan kontrakan NSA Edward Snowden menunjukkan bahwa pemerintah bercita-cita menguasai pengetahuan kita seperti dewa-dewa, tetapi pada saat yang sama mereka menyembunyikan tindakannya di balik kerahasiaan resmi pemerintah, kecam Assange.

Ia mengakhiri pidato yang mirip khotbah itu, dengan mengatakan “kita harus menyesali hal yang paling dasar dari keinginan untuk mengetahui segala sesuatu. Mereka yang kuat melakukannya dengan baik untuk mengintip salah satu aktivis besar sejarah seperti yang termaktub dalam Kitab Matius, yang diawali dengan kalimat: “Tidak ada rahasia yang tidak bakal terungkap.” (*Radio BBC)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply