Malaysia kembali Mengklaim Budaya Indonesia
ON VS OFF - Malaysia dituduh melakukan klaim terhadap Tikar Bidai khas Dusun Seluas, Kalimatan Barat. Namun Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim menilai hal tersebut tidak relevan.
"Bagi saya. Isu-isu ini (klaim tikar) cukup irelevan (tidak relevan) sekali. Sebab kita ini dua negara yang berdaulat, tetapi kalau ikut sejarah tidak. Hanya sejarah menunjukkan kedudukan kita hari ini, melalui penjajah," ujar Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, lansir Okezone, di kantor Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Kamis (26/12/2013).
Dubes Zahrain mengatakan, kalau tidak klaim itu, klaim ini, dirinya juga ingin mengklaim lah soal bahasa. Sebab Indonesia menyebut bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia.
"Jadi kita banyak persamaan, sebab kita serumpun. Kalau kita lihat di Malaysia pun, banyak pemimpin di Malaysia yang keturunannya dari Jawa, dari Minang. Jadi kita kalau klaim itu, klaim ini jadi satu masalah yang besar. Jadi saya heran, karena kita kedua negara yang berdaulat, kita banyak kongsi (kerja sama)," lanjutnya.
Menurut Dubes Zahrain, sudah sepatutnya Indonesia dan Malaysia terus bekerja sama untuk memperkuat hubungan. Baginya, bila hubungan Indonesia dan Malaysia sudah mantap, akan menjadi entitas yang kuat dan dihormati oleh dunia.
"Dalam masa yang dekat, kita tidak harus berbicara mengenai kompetisi. Karena dunia sedang berubah dengan begitu cepat. Kita punya kompetitor dari dunia luar. Kalau hubungan Malaysia dengan Indonesia mantab, kita akan jadi satu gagasan yang kuat dan dihormati seluruh dunia," tegasnya.
Dubes Zahrain meminta lupakan perkara remeh temeh ini dan melihat pada gambaran yang lebih besar yakni pemain utama dalam ekonomi dunia.
Sebelumnya diberitakan, Basiran (45), salah seorang pengrajin Tikar Bidai, mengatakan, modus yang dilakukan Malaysia yakni mengganti merek dari tikar Bidai Dusun Seluas. Mereka melakukan memborong tikar milik pedagang di daerah perbatasan kemudian menjual kembali dengan memberi nama Bidai Serawak.
Tidak hanya itu, harga jual pun dinaikkan hingga lima kali lipat. Jika harga jual awalnya 220 Ringgit Malaysia (RM), setelah sampai di Negeri Jiran naik menjadi 1.000 RM. (*okz)
Post Comment
Tidak ada komentar: