Sepata Dua Kata Untuk Sang Penguasa


Sepata Dua Kata Untuk Sang Penguasa

Sebelumnya saya meminta maaf jika ada salah dalam penulisan, menyikapi perkataan Sang Penguasa Enak saja lu. Bukan tanah kamu " yang setidaknya membuat mata ku terbelalak membacanya, bagaimana tidak Sang Penguasa dengan lugasnya mengatakan ini kepada rakyat yang telah memilihnya tentunya, bagaimana tidak Sang Penguasa tidak memikirkan bagaimana hati rakyat yang sudah membayar permetar tanah tempat untuk melanjutkan hidupnya ( PKL ), Sebagai seorang Public Figure tentunya perkataan spontan ini sangat tidak enak di dengar oleh masyarakat awam seperti diri ku

Pengertian tanah Negara

Tanah negara adalah tanah yang langsung dikuasai oleh negara. Langsung dikuasai, artinya tidak ada hak fihak lain di atas tanah itu. Tanah itu disebut juga tanah negara bebas.

Pengertian Negara 

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut, Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah,dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.

Arti Kedaulatan Rakyat

Teori kedaulatan rakyat menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyatRakyat memberikan kekuasaannya kepada penguasa untuk menjalankan pemerintahan melalui sebuah perjanjian yang disebut kontrak social. Penguasa negara dipilih dan ditentukan atas kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk dalam pemerintahan.

Penjabaran di atas bermaksut mengukuhkan bahwa Tanah ini milik rakyat, dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat

Perkataan Penguasa

"Kita tidak setuju kalau dikasih uang kerohiman untuk PKL Tanah Abang. 10 juta per meter. Enak saja lu. Bukan tanah kamu. Gila kan? Itu kan 2,5 triliun. Mendingan bikin 200 blok (rusun). Dagang apapun laku di bawah,"


Dari sejengkal tulisan ini, saya tidak bermaksut menyalahkan Sang Penguasa ataupun membenarkan PKL,  ini hanya rasa prihatin dengan BAHASA yang terucap dari bibir Sang Penguasa

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Chairil Anwar

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply