48 Jam Terpanggang Di Inkubator, Bayi Malang Ini Meninggal Dunia

48 Jam Terpanggang Di Inkubator, Bayi Malang Ini Meninggal Dunia
48 Jam Terpanggang Di Inkubator, Bayi Malang Ini Meninggal Dunia

Kelalaian dari pihak rumah sakit membuat Muhammad Fadli (31), harus kehilangan satu dari dua bayi kembar yang baru dilahirkan istrinya beberapa hari yang lalu. Fadhlan Khairy Al-Faiq (5 hari) meninggal setelah selama hampir 48 jam terpanggang di inkubator.

Sedangkan Fayyadh Zafram Al Faiq, adik kembar almarhum Fadhlan, hingga Senin (27/10/2014) kemarin, dalam kondisi sehat. Kini Fayyad bersama ibunya, Rafika (28) di rumahnya, Jl Warga Jl Parinring Dalam I nomor 4, Perumnas Antang, Manggala, Makassar.

"Ini mungkin sudah takdirnya anak saya, meninggal begitu," kata Fadli.

Sebelum dimakamkan di pekuburan umum di Antang, Fadli menemukan dan sempat memotret sekitar bagian punggung, bagian paha belakang bayi prematur berbobot 1,75 kg dan panjang 49 cm ini, melepuh.

Dari lima slide foto yang dia perlihatkan di komputer desktop dan smartphone-nya, terlihat mengeluarkan nanah dan darah.

Hampir 48 jam, bayinya terpanggang selama dua hari dalam tabung penghangat bayi (incubator).

"Saya cuma ingin cukup almarhum Fadhlan yang meninggal karena kelalaian perawat. Biar orangtua lain tak merasakan apa yang kami rasakan sekarang," kata Fadli.

Fadli menggambarkan pola perawatan bayi yang baru lahir di RS Bunda, tidak sesuai dengan standar operasional dan prosedur (SOP) perawatan bayi (infant intensif care procedure).

"Di Bunda itu, kami sudah keluarkan uang sampai Rp 7 juta. Tapi pelayanannya tidak maksimal. Masa, hanya satu perawat saja yang berjaga setiap malamnya. Seharusnya tiga orang, seperti di Katerina. Makanya saya memindahkan anak saya ke Katerina," kata suami dari Rafika ini.

Dia juga mengaku kesal atas tindakan pihak rumah sakit ibu dan anak itu. Sebelum anaknya dirujuk ke RSIB Catherina Booth, dia melihat langsung kejanggalan pola perawatan bayinya.

"Waktu pemasangan infus, matanya justru bengkak, saya tanya ke suster piket, dibilang salah infus," ujarnya.

Fadly mengatakan, kondisi punggung bayi terbakar baru diketahui setelah sampai di Catherina Both Jl Arif Rate. Itupun pihak Catherina Both yang menyampaikan.

Sekedar diketahui, jika bayi masuk di ruang incubator, hanya perawat yang memiliki akses ke ruang steril dan suhu terkontrol itu.

"Kami hanya bisa intip dari jendela kaca," ujarnya.

Hingga dua hari kematian bayinya dan lima hari setelah bayinya dirujuk ke Catherina Booth ini, Fadli mengaku, pihak RSIB Bunda seakan-akan tak peduli. Pihak RSIB Bunda tak pernah menghubungi mereka. (trb/rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply