Dahsyatnya Gelombang Tujuh Hantu di Riau
Pernahkan Anda membayangkan dapat berselancar (surfing) di sungai? Kebanyakan orang mungkin akan meremehkan khayalan dan menganggap Anda mengada-ada. Akan tetapi, kenyataannya berselancar di sungai sungguh bukan sekedar mimpi di siang bolong. Sungai yang satu ini memang jelas berbeda dan spesial karena bahkan tidak semua laut berombak dapat dijadikan tempat berselancar.
Sungai unik dan fenomenal sebab hadirnya gelombang (tidal bore) dahsyat yang dapat ditunggangi para peselancar handal adalah ada nyata di Sungai Kampar. Lokasinya dapat Anda temukan di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Gelombang (arus pasang air laut) yang menjadikan Sungai Kampar kini kian popular dan menjadi spesial adalah Gelombang Bono.
Bono adalah fenomena alam yang terjadi akibat bertemunya arus pasang air laut dengan arus pasang air sungai. Fenomena ini hanya terjadi pada waktu tertentu, yaitu yaitu saat bulan purnama atau masyarakat setempat menyebutnya sebagai bulan besar. Bulan purnama terjadi setiap tanggal 10-20 dalam perhitungan bulan Melayu (Arab) atau pada kisaran bulan Agustus-Desember. Pada saat bulan kecil (musim pasang mati), Bono nyaris tidak ada.
Terbentuknya gelombang Bono didukung kondisi alam dimana terdapat penyempitan pertemuan arus sebab adanya sebuah pulau muda yang membelah bagian muara Sungai Kampar. Kemunculan Bono biasanya ditandai terdengarnya suara gemuruh seperti guntur diiringi hembusan angin yang kencang, disusul terbentuknya gelombang dan ombak besar bergulung-gulung.
Bono berkecepatan tinggi hingga mencapai 40 km/jam, bergerak dari arah muara menuju hulu sungai atau diawali dari Pulau Muda sampai dengan Teluk Binjai di Sungai Kampar. Ketinggian gelombangnya bisa mencapai 4-6 m saat musim pasang tinggi.
Bono dikenal juga dengan sebutan gelombang tujuh hantu (Seven Ghosts). Hal tersebut dikarenakan gelombang yang dihasilkan bisa mencapai tujuh lapis gelombang berurutan dan bahkan dapat menciptakan kubah (barrel), tak ubahnya gelombang di laut. Uniknya lagi, gelombang ini bahkan bergulung-gulung dalam durasi waktu yang jauh lama (bisa hingga 2 jam) apabila dibandingkan dengan gelombang di lautan biasanya memanjakan peselancar hanya dalam bilangan menit saja. Karena kehebatannya, gelombang Bono tidak disarankan untuk peselancar pemula.
Bono pertama kali ditemukan beberapa peselancar internasional yang berasal dari Perancis dan Brazil yang langsung menjajal kedahsyatan Bono. Sejak saat itu, Bono mulai dilirik lebih banyak peselancar nasional dan internasional.
Keberadaan gelombang Bono adalah objek wisata yang terbilang baru dan masih terus dikembangkan Pemerintah Riau. Kelangkaan dan keunikan sebuah destinasi wisata seperti ini sudah pasti berpotensi menarik wisatawan lebih banyak dibanding destinasi atau objek wisata umumnya, baik wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama peselancar. (ind-trvl)
Post Comment
Tidak ada komentar: