PDIP merupakan partai yang menolak keras kenaikkan harga BBM, itu dulu saat partai berlambang banteng ini belum mengusung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Namun kini ketika PDIP menguasai pemerintahan, partai ini malah balik mendukung kenaikkan harga BBM.
PDIP mendorong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menaikkan harga BBM, dengan berbagai alasannya, mulai dari pasokan BBM yang bakal habis pada November 2014, dan lainnya.
Pengamat politik asal Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan mengatakan sikap PDIP dalam menyikapi harga BBM tidak didasarkan pada pertimbangan ideologis, tapi pragmatis.
"Sikap yang diambilnya asal beda dan kesannya merakyat di saat ia tak di (kursi) kekuasaan," katanya Ahmad, Kamis (28/8/2014).
Menurut Bakir, sikap yang diambil PDIP juga tidak didasarkan pada kepentingan jangka panjang. Akibatnya, saat ia berkuasa seperti sekarang ini, partai warna merah ini kehabisan logika terkait keharusan kenaikan harga BBM, karena besarnya subsidi yang harus dibayar.
"Ini kasus yang sering terjadi pada politisi yang gampang mengumbar pernyataan tanpa empati, akibatnya jadi blunder," ujarnya.
Bakir menjelaskan, sebelumnya PDIP menjadi pengkritik ulung diluar pemerintahan terutama menyangkut kenaikan BBM, bahkan mengajak masyarakat melakukan demonstrasi, tetapi kini mereka meminta dilakukan kenaikkan BBM.
"Makanya pertemuan Jokowi dengan SBY, menurut saya merupakan ikhtiar untuk berempati dan memahami tentang bagaimana kebijakan harus diambil. Dalam hal ini Jokowi beda dengan PDIP," tuturnya. (oke/rsn-onvsoff)
Post Comment
Tidak ada komentar: