Hilangnya Mh370 Sama Seperti Kisah 'Pulau Mati'
Malaysia Airlines MH370 raib tanpa meninggalkan jejak sejak bertolak dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Sabtu 8 Maret 2014. Sejak itu keberadaannya tak terlacak meski 26 negara menyisir daratan dan lautan demi menemukan Boeing 777-200 ER.
Hal yang terjadi pada MH370 terasa aneh dan misterius untuk dibayangkan. Namun, mungkin ini kebetulan, seorang penulis sebelumnya telah menyusun cerita yang mirip-mirip kronologi hilangnya pesawat milik maskapai negeri jiran.
Buku itu berjudul Pulau Mati, dalam Bahasa Melayu. Penulisnya adalah John L. Evans. Misteri dalam buku itu berawal dari bandara yang sama yang menjadi titik tolak MH370: KLIA.
"Kisahnya diawali sebuah pesawat yang meninggalkan Kuala Lumpur," kata Evans, seperti Liputan6.comkutip dari NBC News.
Buku itu menceritakan kisah fiksi tentang kopilot yang dijebak dalam plot pembajakan sekelompok teroris.
Saat Evans dan istrinya melihat berita tentang hilangnya Malaysia Airlines dan spekulasi yang menyertainya, keduanya kaget bukan kepalang. "Kami langsung berpikir, itu sangat mirip. Menakutkan," kata Evans.
Novel Evans itu berdasarkan sebuah karakter dari cerita pendek yang ia tulis. Buku itu ia tulis pada 2011. Untuk menulis cerita itu, Evans mengaku sempat melakukan penelitian, dari menelaah situs-situs ekstremis hingga mempelajari desain pesawat Boeing. "Meski ceritanya fiksi, ia harus didasarkan pada suatu yang nyata."
Meski mirip, Evans mengaku tak tahu bagaimana misteri hilangnya MH370 akan berakhir. "Jika ini memang disengaja, pesawat memiliki jangkauan untuk pergi ke banyak tempat," kata dia.
Evans mengaku sedikit khawatir, bahkan takut...jangan-jangan, bukunya punya andil pada kejadian hilangnya MH370.
"Kadang terlintas dalam benak saya, apakah teroris mendapatkan inspirasi dari novelku," kata dia. "Apakah mereka membacanya dan kemudian berpikir, 'hmm...ini bisa dilakukan'? Aku sama sekali tak tahu," kata Evans.
Hingga berita ini diturunkan, dugaan bahwa teroris mengambil alih pesawat belum dikesampingkan oleh para penyelidik.
Muncul dugaan, para pilot mungkin dipaksa oleh teroris di pesawat untuk memutuskan komunikasi dan mengubah arah, sebelum menabrakkannya ke suatu tempat . Meniru serangan '9/11'. Tapi, belum ada satu pihak pun yang mengklaim bertanggung jawab atau menjadikan penumpang dan awak sebagai sandera.
Sebelumnya, Anggota Kongres Amerika Serikat bidang keamanan Michael T McCaul menduga, ada 2 skenario yang kemungkinan terjadi soal raibnya pesawat MH370. Pertama, pesawat mungkin kehabisan bakar dan jatuh di laut.
"Kedua, pesawat mendarat di sebuah negara seperti Indonesia. Dan digunakan sebagai `rudal` seperti yang dilakukan pembajak insiden 9/11," ujar McCaul dalam wawancara pada acara "Fox News Sunday", seperti dimuat Washington Times [*lpt6/wk]
Post Comment
Tidak ada komentar: