Dahlan Iskan: Saya Lebih Miskin Daripada Film "Sepatu Dahlan"

Dahlan Iskan : Saya Lebih Miskin Daripada Film "Sepatu Dahlan"

Dahlan Iskan: Saya Lebih Miskin Daripada Film "Sepatu Dahlan"

P Film Sepatu Dahlan yang bakal tayang di bioskop Indonesia pada 10 April mendatang diadaptasi dari novel yang terinspirasi kisah masa kecil Dahlan Iskan di Magetan Jawa Timur, bersama keluarganya yang hidup berkekurangan. Namun Dahlan sendiri menilai beberapa penggambaran rumah dan situasi lingkungannya dalam film tersebut ternyata masih kurang miskin dibanding kenyataannya!

"Saya kagum dengan penulis, sutradara, dan para pemainnya. Film ini sangat menggambarkan apa yang terjadi. Tapi soal miskin sebetulnya lebih miskin dari itu (yang digambarkan di film --Red.), menurut saya masih terlalu enak. Mungkin generasi sekarang kalau disuruh menggambarkan miskin ya segitu," komentar Dahlan usai pemutaran perdana film Sepatu Dahlan di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Selasa (1/4) malam.

Menteri Negara BUMN itu mencontohkan beberapa bagian adegan film yang menurutnya kurang miskin. Saking miskinnya, Dahlan sering mengikat perut adiknya saat lapar agar tak terlalu kentara rasa lapar itu. Misalnya penggambaran keluarga Dahlan yang memiliki 3 ekor kambing, menurutnya berbeda saat dulu sebenarnya ibunya selalu menjual kambing saat masih dalam kandungan. Ia tak memiliki kambing dan biasa menggembalakan kambing tetangga.

Selain itu, lantai rumah Dahlan kecil yang digambarkan di film beralaskan batu bata juga disebut eks bos grup Jawa Pos ini berbeda dengan lantai rumahnya yang asli. Aslinya, tidak ada bata dan langsung merupakan tanah, dimana ia dan keluarganya tidur beralaskan tikar dan tak memakai tempat tidur seperti di film. "Kalau tikar itu digulung, di lantai bawahnya ada `gambar peta`, ketahuan pas anak-anak ngompol," ujarnya.

Istri Dahlan Iskan, Nafsiah Sabri, juga mengungkapkan bahwa ia baru mengenal sosok Dahlan sebagai mahasiswa saat pertama bertemu. Setelah menikah dan memiliki bayi, ternyata Dahlan and Nafsiah sempat tinggal di rumah dengan dapur tradisional yang berbeda dengan yang biasa dilihat di daerah asalnya di Kalimantan. Film Sepatu Dahlan membuat Nafsiah terkenang masa-masa mereka tinggal bersama orang tua Dahlan, Pak Iskan, yang sering membantunya di dapur pagi hari.

Sementara bagi Dahlan, ada kenangan tentang ibunya yang dibangkitkan lewat menonton film Sepatu Dahlan. "Waktu kecil saya suka berada di antara kain saat ibu saya membatik, kadang kecipratan malam panas saat ibu niup canting. Saya selalu menyatu bersama ibu," kenang mantan direktur utama PLN tersebut. (gtra)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply