Lumba-lumba Menggemaskan di Teluk Kiluan

Lumba-lumba Menggemaskan di Teluk Kiluan


Lumba-lumba Menggemaskan di Teluk Kiluan

Teluk Kiluan dapat dikatakan sebagai destinasi wisata baru di Lampung bagian selatan. Berjarak sekira 80 km dari Kota Bandar Lampung, teluk yang indah dan tenang tersebut tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga mancanegara. Padahal, sepuluh tahun yang lalu, Teluk Kiluan belum dikenal oleh masyarakat luas. Namanya pun bahkan mungkin asing bagi penduduk Lampung sendiri.

Atraksi Lumba-lumba di Teluk Kiluan

Konon, kumpulan Lumba-Lumba di Teluk Kiluan adalah yang terbesar di Asia. Bahkan, di Dunia. Teluk ini merupakan jalur migrasi dua spesies lumba-lumba. Spesies pertama adalah lumba-lumba hidung botol (Tursiops Truncatus) dengan badan lebih besar, berwarna abu-abu, dan pemalu. Spesies kedua adalah lumba-lumba paruh panjang (Stenella Longirostris) dengan tubuh lebih kecil dan senang melompat.

Beberapa wisatawan menyebutkan bahwa atraksi lumba-lumba di Teluk Kiluan lebih eksotis dibandingkan dengan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina, Bali dimana hanya terdapat satu jenis saja lumba-lumba yang melintas di sana.Tak perlu susah mencari lumba-lumba, sebab lumba-lumba ini biasanya akan mendekati perahu seolah ingin unjuk kebolehan dan menyambut kedatangan tamu dengan bersahabat. Setelah dekat, lumba-lumba pun berloncatan, bergantian menyelam, timbul tenggelam, hampir tidak ada jarak dengan perahu. Mereka seolah berlomba menunjukkan diri kepada manusia dan mudah disentuh. Lumba-lumba itu tampak sangat menggemaskan, ingin rasanya memeluk dan menciumi mereka.

Jumlah hewan menakjubkan tersebut yang melintas di teluk ini diperkirakan mencapai ribuan. Konon, jumlah lumba-lumba yang melintasi Teluk Kiluan adalah jumlah terbesar di dunia. Di Teluk Kiluan pemandangan lumba-lumba yang berparade itu dilatari langit biru dan air laut jernih, serta tentunya hamparan pasir putih bersih di bibir pantainya.

Lumba-lumba Menggemaskan di Teluk Kiluan

Legenda Teluk Kiluan

Banyak legenda yang bercerita tentang Kiluan, tapi ada satu legenda yang sampai sekarang masih beredar dan dipercaya oleh Masyarakat sekitar. Legenda berawal saat era mulai runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Islam masuk Indonesia. Di kawasan yang awalnya Umbul atau perlambangan masyarakat Pekon Bawang, dikenal seorang pendatang yang sangat tinggi kesaktiannya. Dia bernama Raden Mas Arya yang berasal dari daerah Banten atau Malaka. Raden Anta Wijaya sangat dikenal Pemberani. Namun, banyak kerabatnya yang tidak senang kepada dia dan berusaha untuk membunuhnya.

Karena itu, akhirnya Raden Anta Wijaya meminta kerabatnya yang ingin membunuh dirinya tersebut agar membawanya ke Pulau yang saat ini bernama Pulau Kiluan. Sebab, dia hanya bisa dibunuh di Pulau itu, selanjutnya Raden Anta Wijaya dibunuh di Pulau tersebut. Karena kesaktiannya yang belum terkalahkan, dia bisa tahu kapan ajalnya akan tiba.

Lumba-lumba Menggemaskan di Teluk Kiluan

Menjelajahi Teluk Kiluan

Hanya butuh waktu sekira 20 menit dari pesisir pantai untuk berperahu ke Laut Kiluan demi menyaksikan atraksi lumba-lumba. Perahu sewaan yang biasa digunakan adalah jenis perahu ketinting yang biasa disebut jukung oleh masyarakat lokal. Perahu bercadik berukuran kecil ini hanya boleh ditumpangi maksimal 3 orang ditambah 1 orang pemandu yang juga merangkap sebagai tukang perahu.

Selain itu Anda juga bisa keliling Pulau dengan Perahu Katir sambil menikmati pemandangan yang indah. Sore hari, Anda bisa melihat primata berbulu hitam dan bersuara nyaring saling bersahutan. Ya, siamang (symphalangus syndactylus) dan Simpai (Presbythis Melalops) serta Kukang (Nycticebus Coucang). kerap sekali terlihat meloncat dari satu pohon ke pohon lain. kicauan burung pun terdengar hampir di setiap pagi dan sore yang mampu menyejukkan pikiran. Jika beruntung, Wisatawan juga bisa menyaksikan Penyu Hijau (Chelonia Mydas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricate), yang di waktu-waktu tertentu menepi ke Pantai.

Belum lagi jika Anda ke Kiluan pada saat Bulan Purnama. Wah…keindahan sang purnama bakal menimbulkan rasa takjub kepada Sang Maha Pencipta. Bagaimana tidak, cahaya Bulan jatuh di atas permukaan air Laut hingga membuat terang benderang. Keindahan alam ini bakal menjadi kenangan yang tak mudah dilupakan begitu saja. (rsn-onvsoff)

Related News

Post Comment

Tidak ada komentar:

Leave a Reply